Seaweed & Environment (Suwendri, 2005)
In August 2005, Ni Made Suwendri completed her S2 Magister thesis at Udayana University (Denpasar, Bali) entitled 'Usaha rumput laut dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan di Kecamatan Nusa Penida: Suatu kajian budaya', loosely translated as 'Seaweed Business and its impact on environmental conservation in Nusa Penida: A cultural study'. (available in searchable pdf)
She examines a wide array of aspects of seaweed production, such as its history, techniques, its benefits to the local economy and positive and negative implications on the environment, such as coastal abrasion. All of these aspects are discussed in the context of a broad cultural perspective and background. Suwendri, therefore, includes such elements as ecology, economy, population and religion. Additional comments by G.Dijkman in square brackets.
Below follow Suwendri's English & Indonesian abstracts, Indonesian summary, a glossary, list of informants and bibliography.
'SEAWEEDS BUSINESS AND ITS IMPACT ON ENVIRONMENT CONSERVATION AT NUSA PENIDA DISTRICT: A CULTURAL STUDIES' - ABSTRACT
(p.ix) Seaweeds business development in Nusa Penida area are very potential, because it is supported by sufficient coast waters conditions and the supply of human power resources big enough. In its development, the seaweeds business have able to increase the community life prosperity. But, the progress in economics sector are not supported yet by satisfy environment quality.
The effort for seaweeds cultivation have arisen an effect on environment conservation. According to that matter, there are four problems which will be described in this research, namely about (1) Cultivation system and marketing of seaweeds in Nusa Penida district, (2) The function of seaweeds business for Nusa Penida community, (3) The meant of seaweeds business for Nusa Penida community, and (4) Impact of seaweeds business on environment conservation at Nusa Penida district.
Data collection methods was conducted by observation, depth interview, and document stud)'. The informant was determined with purposive by snowball sampling methods, that included the key informant and others information which was competence with the research problem. Data analysis was run by qualitative manner with the presentation in qualitative descriptive characteristic.
Theoretical fundaments that were used to study the problem were structural functional theory (Parsons), Social change theory (Lauer), Cultural ecology theory (Steward), Conflict theory (Dahrendorf), and Semiotic theory (Blumer).
Empirical data showed that, in order to get the seaweeds production optimally was done the cultivation system that included the supply of capital enough, tenacity workers, intensive of cultivation technique, post harvest precisely, and the smoothness of production result marketing. Seaweeds business can give a big function for community livelihood i.e. as a function to fulfil the community interest, both in economical life field, social, cultural, or ecologic, and its meant for development acceleration, solidarity strengthen, increase the community prosperity, and thicken the faith to religious entity.
In other side, seaweeds business can arise a negative effect to environment conservation, both physical environment, social, or culture. Those matter positively make the community aware in order to keep the harmonize of human relation with the nature around them. It can be concluded that the theories which were applied in this research able to explain all phenomenon for form, function, or manner.
USAHA RUMPUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN NUSA PENIDA: SEBUAH KAJIAN BUDAYA - ABSTRAK
(p.viii) Pengembangan usaha rumput laut di daerah Nusa Penida sangat potensial karena didukung oleh kondisi perairan pantai yang memadai dan tersedianya sumber daya manusia yang cukup besar. Dalam perkembangannya, usaha rumput laut telah mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Akan tetapi, kemajuan di sektor ekonomi belum didukung oleh adanya kualitas lingkungan yang memadai.
Usaha pembudidayaan rumput laut telah menimbulkan dampak terhadap pelestarian lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat empat permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu tentang (1) sistem pembudidayaan dan pemasaran rumput laut di Kecamatan Nusa Penida, (2) fungsi usaha rumput laut bagi masyarakat Nusa Penida (3) makna usaha rumput laut bagi masyarakat Nusa Penida, dan (4) dampak usaha rumput laut terhadap pelestarian lingkungan di Kecamatan Nusa Penida.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Informan ditetapkan secara purposive dengan teknik snowball sampling, yang mencakup informan kunci dan informasi lainnya yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan teknik penyajian yang bersifat deskriptif kualitatif.
Landasan teori yang digunakan dalam mengkaji permasalahan adalah teori Fungsionalisme Struktural (Parsons), teori Perubahan Sosial (Lauer), teori Ekologi Budaya (Steward), teori Konflik (Dahrendorf), dan teori Semiotik (Blumer).
Data empirik menunjukkan bahwa, dalam upaya mendapatkan produksi rumput laut yang optimal ditempuh sistem pembudidayaan yang meliputi, tersedianya modal yang cukup, tenaga kerja yang ulet, teknik pembudidayaan yang intensif, pasca panen yang tepat, dan kelancaran pemasaran hasil produksi. Usaha rumput laut dapat memberikan fungsi yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat yakni berfungsi untuk memenuhi kepentingan masyarakat baik di bidang kehidupan ekonomi, sosial, kultural, maupun ekologis, serta bermakna bagi akselerasi pembangunan, menguatkan solidaritas, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mempertebal keyakinan terhadap hal-hal yang bersifat religius.
Di sisi lain, usaha rumput laut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pelestarian lingkungan, baik lingkungan biofisik, sosial, maupun lingkungan budaya. Hal tersebut secara positif telah menyadarkan masyarakat dalam upaya menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Dapat disimpulkan bahwa teori-teori yang diaplikasikan dalam penelitian ini mampu menjelaskan seluruh fenomena baik bentuk, fungsi, maupun makna.
USAHA RUMPUT LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN NUSA PENIDA: SEBUAH KAJIAN BUDAYA - RINGKASAN
(p.x) Pengembangan rumput laut di kawasan pantai Nusa Penida sangat memungkinkan karena dari segi ekologis/perairan laut dan syarat-syarat lainnya yang dibuiuhkan untuk tumbuh kembangnya rumput laut cukup memadai. Dari segi manfaat, rumput laut banyak dibutuhkan di kalangan industri seperti industri farmasi, kecantikan, makanan, dan sebagainya.
Usaha rumput laut hingga kini tetap eksis sebagai mata pencaharian andalan masyarakat Nusa Penida. Kehadiran rumput laut telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat setempat. Akan tetapi di balik keberhasilan itu tampak belum didukung oleh adanya kualitas lingkungan yang memadai. Usaha rumput laut telah menimbulkan dampak terhadap pelestarian lingkungan baik lingkungan biofisik, sosial, maupun lingkungan budaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: (1) bagaimanakah sistem pembudidayaan dan pemasaran rumput laut di Kecamatan Nusa Penida, (2) bagaimanakah fungsi usaha rumput laut bagi masyarakat Kecamatan Nusa Penida, (3) apakah makna usaha rumput laut bagi masyarakat di Kecamatan Nusa Penida, dan (4) bagaimanakah dampak usaha rumput laut terhadap pelestarian lingkungan di Kecamatan Nusa Penida?
Dalam upaya mengkaji masalah usaha rumput laut dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan, dilakukan pengkajian terhadap sejumlah pustaka/karya ilmiah baik berupa laporan hasil penelitian, buku-buku, makalah, maupun artikel, sebagai berikut. Astika, dkk (1998:26-37) dalam penelitian yang berjudul Studi Pengembangan Potensi Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung: Aspek Sosial Budaya, artikel dalam Bali Post, 25 Oktober 2004, halaman 4, Investor incar Tanah Negara di Toyapakeh, Gubuk Petani Rumput Laut Terancam Digusur, Restu (2004) Dampak pada Ekosistem Perairan (makalah), Suyarto (2004), Proses Degradasi Lingkungan (makalah), Dahuri (2004:154-156), Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Poerwanto (2000:164-166), Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi.
Dalam mengkaji permasalahan yang ditemukan, digunakan teori-teori sebagai landasan analisis. Penerapan teori dilakukan secara eklektik sehingga diperoleh pemahaman yang lebih memadai. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut. Teori fungsionalisme structural yang dikembangkan oleh Parsons (dalam Nasikun, 1991:11-12), teori Perubahan Sosial (Lauer, 2003:3-8) dan Abdulsyani (2002:167-170), teori Ekologi Budaya yang (p.xi) dikembangkan oleh Steward (dalam Poerwanto, 2000:68-71) dan Kaplan & Manners (1999:101-107), teori Konflik dari perspektif Dahrendorf (1973:100-113) dan Coser (1973:114) serta teori Semiotik dari perspektif Blumer (dalam Poloma, 2003:258-264).
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Informan ditetapkan secara purposive dengan teknik snowball sampling, yang mencakup informan kunci dan informan lainnya yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan teknik penyajian yang bersifat deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upaya mendapatkan produksi rumput laut yang optimal ditempuh sistem pembudidayaan yang meliputi, tersedianya modal yang cukup, tenaga kerja yang ulet, teknik pembudidayaan yang intensif, pasca panen yang tepat, kelancaran pemasaran hasil produksi, serta didukung pula oleh faktor sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.
Fungsi usaha rumput laut bagi masyarakat Nusa Penida meliputi fungsi ekonomis, sosial, kultural dan fungsi ekologis. Fungsi ekonomis usaha rumput laut yakni sebagai sumber penghasilan pokok bagi masyarakat setempat, menciptakan perluasan kesempatan kerja yaitu berkembangnya usaha-usaha baru di bidang perdagangan. Fungsi sosial menyangkut terjadinya mobilitas penduduk baik vertikal maupun horizontal, berkembangnya pranata-pranata sosial, meningkatnya peranan wanita pedesaan. Fungsi kultural meliputi pembangunan tempat-tempat persembahyangan di pinggir pantai, berkembangnya sistem pengetahuan di bidang kelautan, kemajuan di bidang pendidikan, munculnya ketrampilan membuat peralatan di bidang pembudidayaan rumput laut, dan berkembangnya kesenian. Fungsi ekologis menyangkut pemanfaatan tanah negara unruk aktivitas pembudidayaan rumput laut, mengadakan penghijauan pada lahan perbukitan yang kritis.
Usaha rumput laut mengandung makna bagi masyarakat Nusa Penida yakni akselerasi pembangunan, meliputi pembangunan infrastruktur yang cukup memadai, kemajuan dan kelancaran di bidang transportasi baik darat maupun laut sehingga dapat memacu kemajuan di sektor lainnya seperti sektor ekonomi, pemerintahan, pendidikan, komunikasi dan informasi. Makna solidaritas, makna ini tercermin dalam kehidupan sosial ekonomi dan kerukunan yang kuat antarumat beragama. Makna dalam mewujudkan kesejahteraan hidup warga masyarakat Nusa Penida dapat disebutkan adanya sistem resiprositas dan distribusi yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, serta orientasi nilai budaya ke arah kemajuan. Makna religius, tersirat dalam keyakinan yang kuat terhadap keberadaan Tuhan, mempertebal keyakinan terhadap kekuatan yang bersifat supernatural, mempertebal keyakinan terhadap hari-hari baik, serta ketaatan terhadap pantangan di laut.
Dampak usaha rumput laut terhadap pelestarian lingkungan meliputi dampak negatif dan dampak positif, baik pada lingkungan fisik, (p.xii) sosial, maupun budaya. Dampak negatif pada lingkungan biofisik, terjadi kerusakan karang laut dan musnahnya padang lamun, pembabatan hutan pantai, serta penebangan hutan belukar secaral liar di daerah perbukitan. Lingkungan sosial, timbulnya benturan (konflik) dalam pemanfaatan pantai, serta berkembangnya lingkungan kumuh. Lingkungan budaya, melemahkan sistem gotong royong, muncul dan berkembangnya budaya instan, serta kurangnya budaya hidup bersih.
Dampak positif pada lingkungan biofisik, munculnya kesadaran masyarakat sendiri dan upaya penyadaran dari pihak pemerintah dalam penanggulangan perluasan abrasi pantai, perubahan perilaku negatif ke arah positif dalam memperlakukan pantai. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sosial menyangkut sikap mengalah dalam pemilikan dan penguasaan lahan, saling pengertian dalam penggunaan pantai. Di bidang budaya, kepatuhan masyarakat terhadap sistem nilai/norma, dan berkembangnya kesadaran teologis.
Berkaitan dengan dampak negatif tersebut di atas diperlukan adanya sistem pengendalian sosial yang dapat dipedomani untuk melakukan perbaikan. Pihak pemerintah selaku pengambil kebijakan perlu menetapkan aturan-aturan yang disusun secara khusus. Di samping itu, perlu dibentuk semacam institusi yang berwewenang menengahi/menyelesaikan konflik. Di pihak masyarakat sebagai pelaku kegiatan agar memiliki tanggung jawab moral terhadap kelestarian lingkungan.
Berdasarkan hasil pembahasan terhadap permasalahan yang dikaji, maka dapat disimpulkan bahwa teori-teori yang diaplikasikan mampu menjelaskan seluruh fenomena baik bentuk, fungsi, maupun makna.
Tabel 1.1: Perkembangan Produksi Rumput Laut di Daerah Nusa Penida Sepuluh Tahun Terakhir (Tahun 1994-2003) (p.6)
Tahun | Produksi (ton) | Nilai jual (Rp.1,000) |
1994 | 90.437,1 | 6.278.289 |
1995 | 91.569,509 | 9,569,509 |
1996 | 122.429 | 24.395,3 |
1997 | 86.306,8 | 14.499.540 |
1998 | 80.020,3 | 130.581.333,5 |
1999 | 88.354 | 97.394.891 |
2000 | 93.072,3 | 147.177.815 |
2001 | 103.548,5 | 298.416.400 |
2002 | 108.125,7 | 101.305.775 |
2003 | 103.726 | 32.711.081 |
Sumber: Statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali (Tahun 1994-2003)
GLOSARIUM (p.xx-xxi)
Asuba Karma | perbuatan yang tidak baik |
Atma | Jiwa |
Bhatara | Pelindung |
Bekul, Pohon -* | Zyzipus jujuba, Chinese date* |
Bendega | nakhoda perahu |
Bibih penyun | tepi perairan laut |
Bila, Pohon -* | Aegle marmelos; Stone apple* |
Bubuh baas | bubur beras |
Bulung kawat | sejenis rumput laut seperti rambut yang berwarna hijau |
Bulung selem | sejenis rumput laut seperti kapas yang berwarna hitam |
Bulung sangu | rumput laut yang digunakan untuk bahan kue/jajan |
Capung | sebutan untuk binatang sepatung |
Cubang | tempat penampungan air hujan |
Dewa Baruna | dewa penguasa laut |
Hyang Widhi | Tuhan Yang Maha Kuasa |
Jukung | Perahu |
Karma Phala | hasil perbuatan |
Komak | sejenis kacang kara [Lablab purpureus]* |
Katang-katang* | Ipomoea pes-caprae; Bayhops or Beach morning glory* |
Kunda | pasang kecil air laut |
Manda apisan | hari pertama setelah purnama atau tilem |
Manda wayah | hari kedelapan hingga hari keempat belas menjelang purnama |
Melas | pergi mencari ikan |
Melasti | upacara menyucikan arca dewa ke laut atau tempat mata air yang dikeramatkan |
Memedi | orang halus |
Moksa | jiwa yang bebas dari bermacam ikatan duniawi |
Muna | Silik |
Negul bulung | mengikat rumput laut |
Ngebet | Menggali |
Ngeraut | Ngerot |
Nyerpis tali | memperbaiki tali |
Padang lari* | Spinifex longifolius?* |
Paluh | perairan yang agak ke dalam |
Panca Sradha, pancasraddha | lima kepercayaan atau keyakinan |
Panti | kuil keluarga |
Pasih | Laut |
Pemangku | abdi Tuhan di Kahyangan, berpakaian serba putih dan memakai genta |
Punarbhawa | kelahiran kembali |
Pura | tempat suci umat Hindu |
Sanggah pemerajan | kuil keluarga |
Sangkara | nama dewa yang mengaruniakan kemakmuran |
Sangkepan | Rapat |
Sasih | Bulan |
Sasih Jiyestha - Sadha | bulan 11-12 (Tahun Saka), pertengahan bulan April sampai dengan awal bulan Juni |
Silik, Pohon -* | Annona squamosa, Sugar apple* |
Subha karma | perbuatan baik |
Sukha tan pawali dukha | kebahagiaan yang kekal abadi |
Tat twam asi | dia adalah engkau |
Tegal | lahan pertanian kering |
Tenget | Keramat |
Tonya | sebutan untuk makhluk halus |
Tuba | Racun |
Tumpek bubuh | upacara untuk selamatan tumbuh-tumbuhan |
Ulam agung | ikan besar |
Widhi Sradha/Sraddha | keyakinan akan adanya Tuhan |
Wong samar | sebutan untuk orang halus |
Yeh jelek | ombak/air laut yang tidak bersahabat |
Yeh sawang | kubangan air laut |
*) additional information G.Dijkman
Lampiran 2: Daftar Informan / Informants (p.225)
No | Nama | Umur | Alamat | Pekerjaan |
1 | Wayan Soklat | 48 | Desa Lembongan | Petani rumput laut |
2 | Made Widana | 45 | Desa Lembongan | Pengusaha rumput laut |
3 | I Wayan Tarsin | 60 | Desa Jungutbatu | Pengusaha rumput laut |
4 | I Wayan Parwata | 55 | Desa Jungutbatu | Pengusaha rumput laut |
5 | Salimin | 50 | Desa Toyapakeh | Petani rumput laut |
6 | Nyoman Sui | 37 | Desa Toyapakeh | Petani rumput laut |
7 | Edi | 50 | Desa Ped | Pengusaha rumput laut |
8 | Nengah Yasa | 60 | Desa Ped | Petani rumput laut |
9 | I Made Jendra | 61 | Desa Kutampi Kaler | Petani rumput laut |
10 | Wayan Cakra | 55 | Desa Kutampi Kaler | Petani rumput laut |
11 | I Wayan Kariasa | 50 | Desa Batununggul | Pengusaha rumput laut |
12 | Wayan Nurada | 56 | Desa Batununggul | Pengusaha rumput laut |
13 | Made Setat | 55 | Desa Suana | Petani rumput laut |
14 | Nengah Jaya | 56 | Desa Suana | Petani rumput laut |
Daftar pustaka / Bibliography (p.216-221)
- Abdulsyani (2002) - Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan; Jakarta: PT Bumi Aksara
- Amsyari, Fuad (1989) - Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan; Jakarta: Ghalia Indonesia
- Anonim. Investor Incar Tanah Negara di Toyapakeh; Gubuk Petani Rumput Laut Terancam Digusur; Bali Post, 25 Oktober 2004, p.4
- Anonim. Kecamatan Nusa Penida dalam Angka., 2002
- Anonim. Statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali, 2003
- Ardana, I Gusti Gde, dkk. (1981/1982) - Agama Hindu dan Lingkungan Hidup; Denpasar: Proyek Seminar Kesatuan Tafsir terhadap Aspek-aspek Agama Hindu
- Aslant, Laode M. (1998) - Budidaya Rumput Laut; Yogyakarta: Kanisius
- Astika, Ketut Sudhana., dkk. (1998) - Studi Pengembangan Potensi Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Aspek Sosial Budaya; Bappeda Kabupaten Klungkung
- Astra, Semadi, dkk. (2001) - Kamus Sansekerta-Indonesia; Denpasar Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Pemda Tingkat I Bali
- Bakker, J.W.M. (1984) - Filsafat Kebudayaan; Yogyakarta: Kanisius
- Black, Donal (1976) - The Behavior of Law; New York: Academic Press
- Cassirer, Ernst (1990) - Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei tentang Manusia; Terj. A. Nugroho, Jakarta: PT Gramedia
- Cheng, Chung-ying (2001) - Tentang Etika Lingkungan dari Tao dan Ch'I; dalam May, Larry. Ed. 2001: Etika Terapan I: Sebuah Pendekatan Multikultural; Yogyakarta: Tiara Wacana p.176-183
- Cohen, Y.A. (1971) - Culture as Adaptation, Man in adaptation the Cultural Present; Chicago: Adine Publishing Company
- Coser, L.A. (1973) - Social Conflict and The Theory of Social Change; In: Etzoini, A., and Etzoini, E., editors: Social Change, Patterns and Qonesequences, New York, Basic Books, p. 114-122
- Dahrendorf, R. (1973) - Toward a Theory of Social Conflict; In: Etzoini, A., and Etzoini, E., editors: Social Change, Patterns and Qonesequences; New York, Basic Books, p.100-113
- Dahuri, Rokhmin (2003) - Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
- Dahuri, Rokhmin dkk. (2004) - Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu; Jakarta: Pradnya Paramita
- Daldjoeni, N dan Suyitno, A. (1985) - Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan; Bandung: Alumni
- Damsar (2002) - Sosiologi Ekonomi; Jakarta: Raja Grafindo Persada
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2001) - Kamus Besar Bahasa Indonesia; Jakarta: Balai Pustaka
- Dinas Perikanan Propinsi Bali (1980) - Budidaya Rumput Laut
- Dixon, B. Ronal. t.t. Primitive Migration; Dalam Encyclopaedia of The Social Sciences, Vol.IX-X
- Geriya, dkk. (1986) - Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Bali; Denpasar: Depdikbud Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah
- Geriya, dkk. (2002) - Sistem Kesatuan Hidup Setempat Daerah Bali; Denpasar: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bagian Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sejarah dan Tradisi Bali
- Gerungan (2000) - Psikologi Sosial; Jakarta: PT.Eresco
- Hardjosoemantri, Koesnadi (2001) - Hukum Tata Lingkungan; Yogyakarta: Gadjah Mada Press
- Hariyono, P. (1996) - Pemahaman Kontekstual Tentang Ilmu Budaya Dasar; Yogyakarta: Kanisius
- Kaplan, David dan Manners, Albert A., (1999) - Teori Budaya, Terj. Landung Simatupang., Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Kartodirdjo, Sartono (1994) - Metode Penggunaan Bahan Dokumenter; dalam: Koentjaraningrat. Editors. Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia
- Koentjaraningrat (1981) - Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan; Jakarta: Gramedia
- Koentjaraningrat (1990) - Sejarah Teori Antropologi II; Jakarta: Universitas Indonesia Press
- Koentjaraningrat (1992) - Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat
- Lauer, Robert, H. (2001) - Perspektif Tentang Perubahan Sosial; Jakarta: Rineka Cipta
- Lee, S. Everret (1980) - Suatu Teori Migrasi; Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Kependudukan Universitas Gadjah Mada
- Manuaba, W. (1978) - Laporan Hasil Peninjauan Objek Budidaya Rumput Laut dan Karang-karangan di Nusa Dua; Denpasar: Dinas Perikanan Propinsi Tingkat I Bali
- Mantra, Ida Bagoes (2003) - Demograji Umum; Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Mantra, Ida Bagoes (2004) - Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial; Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
- Masinambow, E.K.M. (2002) - Semiotik dalam Kajian Budaya; Dalam: Masinambow dan Hidayat, Rahayu S., editors. Semiotik Kumpulan Makalah Seminar. Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia
- Mattulada (1985) - Mentalitas dan Ciri-ciri Kepribadian Bangsa Indonesia; dalam Bachtiar, Harsya W. dkk. Budaya dan Manusia Indonesia; Yogyakarta: Hanindita
- Menheim, Karl (1987) - Sosiologi Sistematis. Terj. Alimandan; Jakarta: PT Bina Aksara
- Moleong, Lexy, J. (1999) - Metodelogi Penelitian Kualitatif; Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
- Mudana, I Gede (2003) - Dari Filsafat Ilmu Ke Bentuk, Fungsi, dan Makna; dalam: Mudana, editors. Pemahaman Budaya di Tengah Perubahan, Sebuah Cendera Mata Untuk Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus; Denpasar: Program S2 dan S3 Kajian Budaya Universitas Udayana, p.65-102
- Mustopo, M. Habib (1989) - Ilmu Budaya Dasar; Surabaya: Usaha Nasional
- Naim, Mochtar (1979) - Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
- Nasikun (1991) - Sistem Sosial Indonesia; Jakarta: Rajawali
- Nurjana, Made L. (2003) - Membangun Budaya Bertani di Air (Akuakultur) di Bali; dalam: Salahin, Putu Rumawan., editors. Menuju Pembangunan Bali Berkelanjutan; Denpasar: Universitas Udayana, p.26-40
- Parsons, Talcott (1952) - The Social System, London: Tavistock
- Pass, Christopher (1997) - Kamus Lengkap Ekonomi; Jakarta: Erlangga
- Pelly & Menanti (1994) - Teori-teori Sosial Budaya; Jakarta: Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
- Peursen, C.A. van (1988) - Strategi Kebudayaan; Yogyakarta: Kanisius
- Poerwanto (2000) - Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi; Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Poloma, Margaret M. (2003) - Sosiologi Kontemporer; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
- Pool, Ithiel de Sola (1994) - Komunikasi dan Pembangunan, Dalam: Weiner, Myron. Modernisasi Dinamika Pertumbuhan; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, p. 53-65
- Pudjaastawa, I.B.G. (2004) - Tri Hita Karana. Kearifan Lokal dengan Nilai-nilai Universal, Dalam TIMPUSPAR. Wawasan Budaya untuk Pembangunan: Menoleh Kearifan Lokal; Yogyakarta: Pilar Politika Kelompok Pilar Media, p.403-421
- Ratna, Nyoman Kutha (2003) - Konsep dan Aplikasi Bentuk, Fungsi, dan Makna; Dalam: Mudana., editors. Pemahaman Budaya di Tengah Perubahan, Sebuah Cendera Mata untuk Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus; Denpasar: Program S2 dan S3 Kajian Budaya Universitas Udayana. p. 103-158
- Restu, I Wayan (2004) - Dampak Pada Ekosistem Perairan, Makalah Kursus Dasar Amdal; Denpasar: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas Udayana
- Ritzer, George (1992) - Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda; Jakarta: Rajawali Press
- Roger, EM, & Schoemaker, F.F. (1987) - Memasyarakatkan Ide-ide Baru; Surabaya: Usaha Nasional
- Sairin, Sjafri, dkk. (2002) - Pengantar Antropologi Ekonomi; Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Sanderson (2000) - Makro Sosiologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
- Sardar, Ziauddin dan Borin Van Loon (2001) - Mengenal Cultural Studies for Beginner; Terj. Alfathri Aldin, Bandung: Mizan
- Sayogyo, Pudjiwati (1984) - Kata Pengantar, Dalam Boserup, Ester, Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi. Terj. Mien Juobhaar dan Sunarto; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, p. xi - xv
- Setiawan, B. 1991. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka.
- Sobur, Alex (2003) - Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
- Soekanto Soerjono (1985) - Sosiologi; Jakarta: Rajawali
- Soekanto Soerjono dan Ratih Lestari (1998) - Fungsionalisme dan Konflik, Jakarta: Sinar Grafika
- Soelaeman, M. Munandar (1989) - Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial; Bandung: PT Eresco
- Soemarwoto, Otto (1985) - Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan; Bandung: Djambatan
- Soerjodinoto (1985) - Manfaat dan Pengolahan Rumput Laut, Jakarta: BPP Teknologi
- Soetrisno, Saleh (1985) - Kegunaan Rumput Laut dan Aspek Pemasarannya, Jakarta: Sub Balai Penelitian Perikanan Laut
- Strauss, Anselem dan Corbin, Juliet. (2003) - Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Terj. Shodiq dan Imam Mutaqiem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Sudikan, Setya Yuwana (2001) - Metode Penelitian Kebudayaan; Surabaya: Citra Wacana
- Suharjono dan Budiana, Tjok. Bagus (2003) - Pengamanan Daerah Pantai di Provinsi Bali; Dalam: Salain, Putu Rumawan dkk. Menuju Pembangunan Bali Berkelanjutan, Denpasar: Universitas Udayana, p.43-63
- Sujana, Nyoman Naya (1994) - Manusia Bali di Persimpangan Jalan; Dalam: Pitana, I Gde; Editors. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali, Denpasar: BP, p. 45-71
- Sumaatmadja, Nursid (1989) - Studi Lingkungan Hidup dan Pembangunan; Bandung: Djambatan
- Suprapta, I Dewa Ngurah (2003) - Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal Menuju Kemandirian Ekonomi Bali; Dalam Suarsana, Komang; Editors. Strategi Pembangunan Ekonomi Bali: Menjawab Tantangan Global, Denpasar: Panitia Pengkajian Strategi Pembangunan Ekonomi Propinsi Bali. p.295-304
- Suriasumantri, Yuyun S. (2002) - Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
- Susilo, Eko Budi, Y. (2003) - Menuju Keselarasan Lingkungan. Malang: Pustaka Pelajar
- Suyarto. R. (2004) - Proses Degradasi Lingkungan, Makalah Kursus Dasar Amdal, Denpasar: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas Udayana
- Swara, I Wayan Yogi. dkk. (1990) - Peranan Wanita Petani Rumput Laut dalam Menunjang Ekonomi Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung), Denpasar: Universitas Udayana
- Titib, I Made (1995) - Ketuhanan dalam Weda, Denpasar: PT Pustaka Manikgni
- Titib, I Made (2001) - Teologi dan Simbol dalam Agama Hindu, Surabaya: Badan Litbang Parisada Hindu Dharma Indonesia
- Usman, Sunyoto (1998) - Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Zoetmulder. P. J. (1995) - Kamus Jawa Kuno-Indonesia, Terj. Danusuprapta, Sumarti Suprayitna, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Source
- Suwendri, Ni Made (2005) - Usaha rumput laut dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan di Kecamatan Nusa Penida: Suatu kajian budaya; Magister S2 Thesis, Udayana University, Denpasar Bali, 4 August 2005, 245 pp. (pdf)